Minggu, 23 Agustus 2020
Matius 1 : 1 – 17
Setiap keluarga memiliki silsilah tersendiri, yang menghubungkan ikatan kekerabatan dalam hubungan darah dan daging. Ikatan yang begitu kuat sehingga menjadikan garis keturunan dari generasi yang satu kepada lainnya terhubung. Silsilah memberi identitas bagi seorang anak manusia, Silsilah Yesus ini bukan sekedar sebuah daftar nama dari sejumlah orang yang dicatat dalam garis keturunan Yesus, tetapi mempunyai makna yang sangat kaya. Dalam silsilah Yesus, nama-nama yang disebutkan bukanlah orang-orang yang hebat, kuat, yang terkenal, yang tidak berdosa, tetapi justru orang biasa, sederhana, lemah dan berdosa, tetapi yang dipanggil, ditebus, dibaharui dan dipakai oleh Allah untuk suatu rencana keselamatan. Hal ini menggambarkan bahwa Tuhan berkenan memanggil dan mempercayakan tugas dan tanggungjawab untuk memberitakan kabar keselamatan itu kepada semua orang, yang dikehendaki-Nya. Hal yang lain, adalah bahwa dalam persekutuan keluarga tidak semua anggota keluarga adalah orang-orang yang kuat, yang benar, tetapi juga ada saudara-saudara kita yang lemah, yang membutuhkan pertolongan. Ibarat Sagu salempeng di patah dua, potong di kuku, rasa di daging, jangan ada yang saling menyakiti apalagi saling membenci. Jadikanlah persekutuan keluarga sebagai tempat membangun kebersamaan dimana Yesus Kristus telah bersedia menjadi orang tua, menjadi saudara kita, yang setia mendampingi, menyertai, menjaga, memelihara dengan penuh kasih. Tanamkan nilai-nilai hidup orang “basudara” dalam kehidupan keluarga supaya anak-anak belajar menghargai, mengasihi, dan menolong orang saudara-saudaranya. Sebagai orangtua, hendaklah meninggalkan teladan yang baik agar selalu dikenang oleh anak-cucu dan mereka bangga mengenang hidup kita dalam silsilah kehidupan, sebab harta yang berharga adalah keluarga.
Doa: Tuhan, berkatilah hidup keluarga kami, darigenerasi ke generasi, Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Agustus 2020