Senin, 08 Juni 2020
Kejadian 9 : 1 – 7
Apa yang saudara-saudara rasakan saat ini, setelah melewati pergumulan hidup ditengah wabah covid 19 atau virus corona ini? Pasti ada banyak kisah dibalik bencana non alam ini, ada cerita tentang kesulitan, ketakutan, kekuatiran, sakit, duka atau juga cerita tentang perjuangan menghadirkan sukacita kehidupan. Dalam semua cerita itu ada satu hal yang selalu kita
rasakan yaitu: “penyertaan Tuhan”. Bacaan ini berisi perjanjian Allah dengan Nuh dan keluarganya, setelah bencana “air bah” menimpa mereka. Dapat dibayangkan bagaimana perasaan Nuh dan keluarganya ketika mereka boleh melewati bencana itu karena penyertaan Tuhan. Nuh mendirikan mezbah dan memberikan persembahan korban bakaran sebagai tanda syukur bagi Tuhan Allah (Kej.8:20). Kemudian Allah meneguhkan lagi perjanjian-Nya
dengan Nuh, yaitu perjanjian bahwa, Allah menjamin kehidupan segala makhluk. Allah mengulang kembali perintah yang dulu pernah diberikan kepada manusia pertama untuk beranak-cucu dan memenuhi bumi (band.Kej.1:18) dan Allah menegaskan kembali hakikat manusia yang diciptakan segambar dengan Allah (bd. Kej.1:26-27). Hal ini menunjukkan bahwa Allah masih terus mempercayakan manusia untuk menjadi “mitra Allah” atau kawan sekerja Allah dalam merawat dan memelihara kehidupan di bumi ciptaan-Nya. Berulang kali ditegaskan bahwa pekerjaan ini tidak
dilakukan oleh manusia seorang diri, sebab Allah terus menyatakan penyertaan-Nya. Belajar dari bencana wabah virus corona yang mengancam kehidupan kita sebagai manusia, sepatutnya mengajak kita untuk terus bersyukur atas penyertaan Tuhan dan memaknai semua peristiwa ini sebagai cara Allah untuk mengingatkan kita bahwa hidup manusia sangat berharga.
Oleh sebab itu sebagai mitra Allah, kita terus diberi tanggungjawab untuk merawat kehidupan pemberian Tuhan.
Doa : Tuhan, kami bersyukur atas penyertaan-Mu yang tak pernah berakhir.
Amin.