DENGARLAH RINTIHAN ALAM

Rabu, 17 Juni 2020

Yoel 1 : 13 – 20

Penderitaan yang dialami oleh manusia karena suatu bencana, baik bencana alam seperti gempa bumi, maupun bencana non alam seperti wabah virus corona, adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan. Bacaan kita, Yoel 1:13-20, menggambarkan suatu penderitaan hebat yang dialami oleh umat Israel akibat bencana “tulah belalang” yang telah memporakporandakan semua sendi kehidupan manusia dan alam. Bukan hanya manusia yang menderita, tetapi juga tumbuhan dan hewan serta binatang hutan. Dikatakan di ayat 18-20, bahwa, hewan mengeluh karena tidak ada lagi rumput di padang yang bisa mereka makan, api telah memakan habis tanah gembalaan dan menghanguskan pohon-pohon di padang. Alam sangat menderita dan segala makhluk mengeluh karena sulitnya menemukan makanan. Di tengah kondisi itu, Yoel mengajak umat dan para pelayan untuk berkabung, berpuasa dan merataplah kepada Tuhan Allah. “Kepada-Mu ya Tuhan, aku berseru……., binatangbinatang di hutan menjerit karena rindu kepada-Mu”, demikianlah doa mereka. Rintihan manusia dan alam adalah rintihan kehidupan semua makhluk yang berseru memohon belaskasihan dan pemulihan dari Tuhan Allah. Bagaimana kita memaknai seruan penderitaan alam yang hancur karena ulah manusia? Semua ini mengingatkan tanggungjawab kita sebagai mitra Allah yang dipercayakan untuk merawat ciptaan Tuhan, sambil tetap memaknai setiap bencana dengan memandang kepada Tuhan Allah sang pencipta dan pemelihara bumi ini. Biarlah dengan hikmat dari Tuhan kita belajar dari setiap kejadian yang kita alami dan mengambil keputusan untuk melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupan sesehari kita termasuk bagaimana menjadi “sahabat” yang baik bagi alam sehingga alam tak menjadi ancaman tetapi sebaliknya menyediakan apa yang kita perlu untuk kelanjutan hidup kita.

Doa : Tuhan, tolonglah kami untuk tidak menyakiti bumi. Amin.

Sumber : SHK Sinode GPM