AIR LAMBANG KEHIDUPAN DAN CINTA KASIH

Rabu, 15 Juli 2020

Kejadian 24 : 16 – 21

Air memang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup. Itu karena sebagian besar  organ-organ tubuh manusia mengandung unsur air, misalnya: Paru-paru (90%), darah (82%), kulit (80%), otot (75%), otak (70%), dan tulang (20%). Bayangkan saja bila seseorang kekurangan air, maka organ-organ tubuh yang disebutkan tadi pasti juga terganggu. Ketika Ribka memberi minum kepada Hamba Abraham, itu bukanlah sekedar memberi pertolongan bagi orang yang kehausan, melainkan jauh lebih dari itu yakni ketulusan dan kebaikan hatinya demi kehidupan, bukan hanya kepada manusia tapi juga ciptaan yang lain yaitu hewan peliharaan termasuk unta. Bila kita membaca kisahnya secara utuh, maka sang hamba tentu senang sekali karena ia mendapat “tanda“ bahwa Ribka adalah sosok yang ditentukan Tuhan untuk menjadi isteri Ishak, sesuai keinginan Abraham, tuannya; tapi yang tidak kalah penting dari kisah ini adalah, air menjadi tanda cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama dan ciptaan yang lain. Kini ketika seluruh dunia dilanda pandemi Covid-19, air menjadi standar protokoler kesehatan untuk melindungi tubuh yang rentan terhadap virus. Hampir di segala tempat disediakan penampung air untuk mencuci tangan bagi siapa saja. Perhatikanlah, ini bukan sekedar tuntutan standar kesehatan dalam menghadapi wabah virus, melainkan lihatlah itu sebagai tanda kasih antarsesama  demi kehidupan kita bersama. Mari bersyukur karena Tuhan memberi air demi kehidupan kita, dan mari menjaga alam yang menyediakan air bagi kehidupan kita, karena semua makhluk membutuhkannya. Di situlah kita menebarkan cinta kasih demi membela dan merawat kehdiupan.

Doa : Ya Tuhan, Engkaulah mata air kehidupan. Mampukanlah diriku dan keluargaku untuk berbuat baik dan menebarkan cinta kasih bagi banyak orang yang haus akan kasih-Mu, Amin

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Juli 2020