Kamis, 03 September 2020
Markus 7 : 9 – 13
Saling menghormati adalah salah satu “nilai hidup” penting yang perlu dibangun dan diwariskan mulai dari keluarga, sebagai tempat pewarisan nilai. Dalam bacaan kita, Markus 7:9-13, Tuhan Yesus mengecam sikap orang Farisi yang suka mencari-cari alasan untuk tidak menghormati orang tua mereka, padahal firman Tuhan dengan tegas mengatakan: “hormatilah ayahmu dan ibumu…”(ay.10.a). Mereka lebih mengutamakan kepentingan diri daripada tanggungjawab untuk menghormati orang tua. Orang tua adalah sosok yang patut mendapat penghargaan sebagai bentuk rasa “terima kasih”, karena pengorbanan mereka bagi kehidupan dan masa depan anak-anak. Setiap orang tua pasti rela mengorbankan seluruh hidupnya, baik waktu, pikiran, maupun tenaga untuk anak-anaknya. Tanggungjawab orang tua adalah memelihara dan mendewasakan anak-anak untuk hidup sesuai kehendak Tuhan. Untuk itu diharapkan orang tua akan menghormati hak-hak anak, antara lain hak untuk mendapatkan pendidikan, kasih sayang, nafkah hidup, menyampaikan pendapat, dan sebagainya. Karena itu, anak-anak patut menghormati orang tua, menghargai jerih lelah mereka, dan setelah anak-anak menjadi dewasa, tanggungjawab mereka adalah melayani orang tua mereka. Itulah sikap saling menghormati yang harus ditumbuhkan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sikap saling menghormati juga hendaklah terwujud dalam cara: saling bertegur sapa, memberi salam, mengucapkan terima kasih, menghargai pendapat sesama anggota keluarga dan lainnya. Keluarga sebagai gereja adalah basis persemaian nilai-nilai hidup untuk mengutuhkan persekutuan, antara lain dengan saling menghormati. Sikap saling menghormati yang bertumbuh dalam keluarga, kemudian akan menjadi “gaya hidup” yang juga dapat menghargai dan menghormati sesama yang lain.
Doa: Tuhan, tuntunlah kami dengan Roh Kudus-Mu untuk hidup saling menghargai, Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan September 2020