Jumat, 27 November 2020
Yeremia 3 : 12 – 13
Saya pernah menyaksikan sebuah film drama seri “The Tudor” yang mengkisahkan tentang kehidupan Raja Inggris yaitu Henry VIII. Setiap kali ada bangsawan atau pejabat yang berkhianat, maka mereka diberikan kesempatan untuk memohon pengampunan kepada Raja Henry VIII. Namun, pengampunan ini hanya supaya mereka tidak disiksa. Meskipun Raja Henry memberikan pengampunan, namun mereka tetap harus dihukum mati dengan cara dipacung. Hal ini dikarenakan hukum di Inggris begitu ketat terhadap pengkhianat yaitu harus dihukum mati. Apakah hukum Tuhan seperti hukum yang ada di Inggris? Tidak saudaraku! Saat kita melakukan kesalahan, saat kita meninggalkan Tuhan, sesungguhnya Tuhan tidak pernah memperhitungkan kesalahan kita, sesungguhnya Tuhan juga tidak pernah meninggalkan kita. Dalam ayat bacaan hari ini, Tuhan begitu membenci dosa pengkhianatan yang dilakukan umat-Nya. Dia bahkan menyebut umat-Nya seperti seorang wanita sundal murahan yang berhubungan dengan siapapun. Walau demikian, Dia tidak pernah membuang umat-Nya sama sekali. Sebaliknya Dia mengundang mereka untuk bertobat dan kembali kepada-Nya (13, 22). Dia pun berjanji akan memulihkan keadaan umat-Nya bila mereka sungguh-sungguh berbalik kepada-Nya dari segala dosa mereka. Apakah saat ini kita sudah lama jauh bergelut dengan dosa dan kesalahan? Apakah kita sudah jauh melarikan diri dari Tuhan? Dengarkan panggilan-Nya bagimu dan bagiku untuk bertobat. Terimalah kasih karunia, kemurahan, pengampunan dan pemulihan-Nya!
Doa: Tuhan terima kasih buat kemurahan-Mu bagi hidupku. Amin
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan November 2020