MEMBERI ADALAH SPIRITUALITAS SALING MENGHIDUPKAN

Jumat, 10 Juli 2020

Ruth 2 : 18 – 23

Memberi adalah sebuah tindakan menyerahkan, membagikan, menyediakan, dan menyampaikan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain. Ada berbagai alasan atau motivasi seseorang untuk memberi. Ada yang bertujuan untuk memperoleh pujian, dihormati dsb, tetapi ada pula yang memahami hal memberi itu sebagai sebuah panggilan iman yang harus dilakukannya demi kemuliaan Tuhan. Banyak orang beralasan tidak dapat memberi oleh karena dirinya tidak mempunyai sesuatu untuk diberi atau pun juga karena merasa belum berkelebihan. Oleh karena itu maka jarang sekali terjadi bahwa seseorang memberi dari kekurangannya. Ini tidak berarti bahwa memberi dari kekurangan tidak pernah terjadi. Banyak sudah kisah-kisah nyata tentang orang-orang yang memiliki hati yang mulia, sehingga selalu berbagi dengan orang lain dari kekurangannya. Misalnya, Simon Ozoemena, seorang pengemis asal Nigeria, ia terketuk hatinya melihat begitu banyak korban banjir yang menderita di tempat tinggalnya. Tak tahan melihat kondisi para korban banjir yang menderita maka ia menyerahkan uang 2 juta rupiah hasil sedekah yang dikumpulkan dari berbagai gereja kepada pemerintah. Ia meminta agar pemerintah menggunakan uang itu dengan baik demi menolong korban banjir. Ketika ditanya mengapa ia memberikan semua uang yang disedekahkan gereja kepadanya demi membantu korban banjir? Simon berkata, “dulu sebelum ada banjir kehidupan mereka lebih baik dari saya tetapi sekarang kehidupan mereka jauh lebih susah dari saya.” Menolong orang yang susah bukan setelah kaya. Rut yang membawa separuh makanan yang menjadi bagiannya ketika mengumpulkan jelai kepada Naomi, mertuanya adalah spiritualitas yang saling menghidupkan. Alangkah indahnya jika kita pun dapat menjalani hidup dalam semangat saling menghidupkan di tengah situasi dampak covid-19 ini. Amin.

Doa: Ya Tuhan, berilah kasih-Mu nyata dalam hidup keluarga kami. Amin

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Juli 2020