Senin, 07 September 2020
Matius 20 : 25 – 28
Ketika murid-murid-Nya bertengkar untuk menjadi yang terbesar atau yang terutama di antara mereka, Tuhan Yesus memanggil mereka secara khusus untuk mengajarkan prinsip dan kebenaran ini. Memang saat itu pemerintah dan raja-raja memerintah rakyatnya dengan keras dan tangan besi. Tetapi Yesus mengatakan bahwa dalam kerajaan Surga, mereka harus melihat dengan sudut pandang yang berbeda. Mereka harus menjadikan sikap saling melayani sebagai sikap yang menjadi pola bagi seseorang yang mau jadi terbesar. Itulah ciri dari para pengikut Tuhan Yesus. Hal ini tidak lepas dari pola Kerajaan Surga yang memang harus mendudukkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama. Orang percaya harus menyembah dan melayani Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan. Tuhan Yesus sendiri memberi contoh bagaimana Ia datang ke dunia untuk melayani dan bukan untuk dilayani. Sebab itu Ia menghendaki agar para murid senantiasa punya hati menghamba yaitu hati yang tulus melayani umat dengan penuh kerendahan hati dan tidak mencari kepentingan diri sendiri. Dalam situasi pandemic seperti sekarang ini, memang sangat diperlukan orang-orang berhati hamba yang mau melayani dengan tulus. Telah banyak dokter, perawat dan petugas medis lainnya, bergotong royong melayani masyarakat yang sakit dan terinfeksi covid-19. Begitu juga ada banyak pihak yang mau saling membantu meringankan beban orang lemah dan miskin. Demikianlah seharusnya kita hidup saling melayani dan membantu dengan hati yang tulus, apalagi sebagai satu keluarga. Hidup yang menghamba dengan saling melayani hendaklah menjadi cara hidup keluarga-keluarga Kristen yang hidupnya selalu meneladani Kristus untuk melayani sebagai seorang hamba.
Doa: Ya Tuhan, biarlah kami selalu rendah hati dalam melayani, Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan September 2020