“Kamis, 26 Maret 2020, Bacaan : 1 Petrus 4 : 12 – 19.”
Sempat viral di media sosial ketika saudara-saudara seiman di Sumatera Selatan, yang dilarang untuk merayakan Natal Kristus. Ada juga yang kita saksikan ketika anak-anak Tuhan sementara beribadah kemudian sekelompok orang yang mengatas-namakan pemerintah setempat menghentikan ibadah tersebut. Pasti mereka merasa sedih dan mengalami penderitaan bathin yang luar biasa. Kenyataan ini bukanlah hal baru, sebab Tuhan Yesus telah mengingatkan para murid bahwa dunia telah membenci dan menolakNya, maka dunia pun menolak serta membenci para murid (bd.Yoh.15:18,19). Penderitaan karena nama Kristus pun juga dialami oleh orang-orang yang selalu setia pada iman dan keyakinannya. Dikucilkan, dibenci oleh keluarga, sahabat, ditekan, dianiaya malah sampai dibunuh (bd. Kis. 7:54-60). Menyikapi kenyataan demikian, penulis surat Petrus menasehati orang Kristen dan juga kita sebagai keluarga Allah, untuk tetap bersukacita. Sebab kita pun telah mengambil bagian dalam seluruh proses penderitaan Tuhan Yesus yang menderita, mati dan bangkit untuk keselamatan kita. Janganlah kita menderita karena berbuat dosa dan kejahatan. Namun selalu melakukan perbuatan-perbuatan baik yang mendatangkan berkat dan sukacita bagi semua orang. Kita tidak perlu membalas ketika kita diperlakukan tidak baik, sebab pembalasan adalah hak Tuhan. Kita terus melakukan kebaikan tersebut di tempat tinggal, di lingkungan kerja, pendidikan sebagai bagian dari kesaksian tentang cinta kasih Kristus bagi dunia dan semua orang. Itulah sukacita kita sebagai anak-anak Tuhan yang hidup dalam persekutuan dengan Tuhan.
Doa: Kuatkan kami Tuhan, untuk tegar ditengah penderitaan. Amin.-
Sumber : LPJ-GPM Edisi Maret 2020