“Rabu, 25 Maret 2020, Bacaan : 1 Petrus 4 : 12 – 19.”
Siapapun kita, apapun latar belakang hidup kita, sehebat dan sekuat apapun kita, pasti tidak akan lepas dari persoalan dan tantangan hidup. Beratnya persoalan serta tantangan hidup terkadang membuat kita putus asa dan hilang harapan. Seakan tidak ada lagi jalan keluar dan membuat kita pasrah pada keadaan. Seperti itu kondis umat Israel ketika mereka dibuang ke Babel. Kota Yerusalem dan Bait Suci yang dibanggakan, hancur dan tinggal puing-puing. Yeremia yang menyaksikan kehancuran kota Yerusalem pun sedih melihat kondisi hidup umat yang terpuruk akibat pembuangan di Babel. Seakan Tuhan jauh dan telah meninggalkan umat pilihanNya. Ditengah situasi umat yang terpuruk dalam derita, nabi Yeremia menyampaikan harapannya. Ibarat oase ditengah padang pasir yang memberi kesejukan, seperti itulah Yeremia menyampaikan kasih setia Tuhan yang tidak pernah surut dan berkesudahan. Rahmat Tuhan tidak pernah habis, dan selalu baru setiap pagi. Saat ini, mungkin ada orang yang menghadapi penderitaan sakit dan dokter sudah mengangkat tangan, atau juga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sesehari, pendidikan anak-anak kita. Saudaraku! firman Tuhan di saat ini menjadi penopang bagi kita semua. Tuhan sangat mengasihi kita, Ia tidak akan membiarkan kita sendiri dalam menghadapi pergumulan hidup. Tuhan Yesus rela menderita mati demi menyelamatkan kita sebagai bukti bahwa Ia sangat mengasihi kita. Kita mesti yakin dan terus berpengharapan kepada Tuhan bahwa IA akan menjawab dan melakukan segala sesuatu yang terbaik bagi kita indah dan tepat pada waktunya.
Doa: Tuhan Yesus kami percaya kepada kuasaMu yang memberi jalan keluar terhadap setiap masalah kami. Amin.
Sumber : LPJ-GPM Edisi Maret 2020