BERSAKSI DENGAN KETULUSAN DAN KEJUJURAN

Rabu, 14 Oktober 2020

Kisah 8 : 14 – 25

Manusia memang tidak dapat dilepaskan dari keinginan apalagi keinginan yang dianggap dapat menguntungkan dirinya. Suatu keinginan pasti ada motif dibaliknya, seperti yang dialami oleh Petrus dan Yohanes ketika berhadapan dengan permintaan Simon. Simon yang takjub pada kuasa Roh Kudus hendak berkinginan memiliki kuasa Roh Kudus. Motifnya tentu tidak lain dari memiliki pengaruh kekuasaan dan ketenaran. Untuk memuluskan jalannya, maka ia memintanya dengan cara “suap”. Ternyata Simon tidak lurus hatinya menjadi pengikut Yesus. Ia menganggap Roh Kudus dapat dibeli dengan uang. Ia tidak tahu bahwa Roh Kudus hadir di setiap hati yang mau menerima dengan ketulusan sebagai anugerah Tuhan. Ia lupa bahwa menjadi pengikut Yesus berarti bersedia untuk menderita dan untuk itu Roh Kudus adalah kekuatan yang melengkapi demi pekerjaan pemberitaan Injil yang menempuh banyak resiko. Terkadang cara berpikir Simon ini masih ditemukan dalam kehidupan kita. Ada orang yang mengaku mengikuti Yesus namun punya motif tersendiri. Ada yang mengaku mau melayani Yesus namun ternyata demi pengakuan, pengaruh dan agar dihormati, atau juga motif-motif lain yang bisa lebih parah lagi, seperti kekuasan dan uang. Bila gereja masih ada dan terus bergumul di tengah-tengah tantangan dunia, harus diimani bahwa itu karena pekerjaan Roh Kudus. Akan berbahaya sekali bila gereja pun terseret masuk dalam motif-motif yang tidak injili. Maka sebagai warga gereja, marilah kita menjaga ketulusan hati dan menjauhi keinginan daging yang dilandasi motif kekuasan, pengaruh, dan uang. Ingatlah bahwa hidup ini adalah anugerah Tuhan, maka Tuhan tahu mana yang terbaik bagi kita sepanjang kita pun percaya dan berpengharapan di bawah tuntunan dan penyertaan-Nya.

Doa:Ya Roh Kudus, penuhilah hati ku dengan ketulusan dan kejujuran agar aku dapat bersaksi tentang kuasa-Mu, Amin

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Oktober 2020