BERSUKACITA DALAM PENDERITAAN

Selasa, 24 Maret 2020, Bacaan : Mazmur 137 : 1 – 9.”

Judul renungan ini merupakan tema mingguan kita. Tema ini tentu bukanlah perkara mudah untuk kita lakukan dan wujudkan sebagai manusia. Mana mungkin kita bersukacita dalam situasi serta kondisi menderita. Sebab penderitaan membuat kita sakit baik secara fisik maupun batin. Bacaan kita di hari ini menceritakan pengalaman hidup bangsa Israel ketika mereka ada dalam pembuangan di Babel. Mereka  diolok-olok oleh para penindas, disuruh bernyanyi sambil melihat dan menatap kota Yerusalem. Tentu nyanyian yang diperdengarkan adalah seruan hati yang pilu mengingat dan mengenang masa lalu kebahagian mereka ketika mendiami kota Sion. Sekarang semua telah hancur menjadi puing-puing dan hanya tinggal kenangan. Namun pemazmur yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umatNya, sekalipun mereka ada dalam penderitaan. Tuhan akan menyatakan kuasaNya untuk memulihkan Israel tetapi sekaligus juga akan menghukum para penindas Babel. Pengharapan ini menjadi kekuatan bagi umat untuk tetap bersukacita dan tetap tegar ditengah-tengah penderitaan. Demikianpun bagi kita sebagai keluaga Allah, papa, mama serta anak-anak untuk tetap berpengharapan, bersukacita bukan saja untuk hal-hal yang membahagiakan, menguntungkan dan menyenangkan kita saja, tetapi juga di tengah kondisi tantangan, persoalan, penderitaan bahkan dukacita. Kita mesti yakin bahwa seringkali Tuhan ijinkan segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita, demi kebaikan dan kebahagian kita (Roma 8:28). Sebab itu, hiduplah dalam rasa syukur sambil tetap berharap pada pengasihan Tuhan.

Doa: Tuhan kuat kami ditengah tantangan dan penderitaan sehingga kami selalu bersyukur kepadaMu. Amin.-

Sumber : LPJ-GPM Edisi Maret 2020