JADIKAN RUMAHMU SEKOLAH KEHIDUPAN

Sabtu, 01 Agustus 2020

Kejadian 27 : 1 – 27

Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya bertumbuh menjadi orang dewasa yang memiliki kematangan spiritualitas, baik dalam pikiran tetapi juga dalam sikap dan perbuatannya. Namun hal itu tidak akan “langsung jadi”, tetapi harus melewati suatu proses pendidikan dan pembinaan sejak anak itu masih kecil. Dalam bacaan kita ternyata Ishak dan Ribka membesarkan kedua anak mereka, Esau dan Yakub dengan tidak adil, dikatakan bahwa Ishak sayang pada Esau dan Ribka sayang pada Yakub. Ishak meminta Esau anaknya yang sulung untuk menyiapkan makanan yang enak hasil buruannya supaya ia diberkati oleh Ishak. Namun Ribka mengajarkan Yakub anak bungsu, untuk membohongi Ishak dengan berpura-pura menjadi Esau agar mendapatkan berkat dari ayahnya. Atas rekayasa Ribka sebagai ibu dari anak-anak itu, akhirnya Ishak memberkati Yakub dan bukan Esau. Hal ini menimbulkan sakit hati pada Esau dan hubungan mereka sebagai adik kakak menjadi terganggu. Esau hidup dengan rasa dendam kepada adiknya Yakub, sedangkan Yakub hidup dengan rasa bersalah dan takut akan pembalasan kakaknya Esau. Sejak kecil, anak-anak belum dapat mengerti kata adil, tetapi dia sudah dapat merasakan perlakuan yang adil dan kurang adil. Jika kita menganak-emaskan seseorang, maka sesungguhnya kita sedang mengajarkan mereka untuk boleh bersikap tidak adil. Dalam kehidupan kita sebagai keluarga Kristen, hendaklah dibangun sikap hidup yang saling mengasihi tanpa diskriminasi, teristimewa sebagai orang tua, jangan membeda-bedakan anak-anak dalam pertumbuhan mereka. Sebab tiap anak mempunyai karakter yang berbeda yang harus dikembangkan dalam pendidikan dan pembinaan yang penuh kasih sayang. Jadikanlah rumah kita sebagai “sekolah kehidupan” bagi masa depan anak-anak yang lebih baik.

Doa: Tuhan, berkati pertumbuhan anak-anak kami agar masa depan mereka jadi berkat. Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Agustus 2020