Jumat, 20 November 2020
Bilangan 12 : 1 – 16
Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi” (3). Ia diam dan tidak membela diri, bahkan tidak sakit hati dan panas hati kepada Harun dan Miryam yang telah mengatainya karena ia telah mengambil seorang perempuan Kush. Harun dan Miryam merasa, Musa tak layak menjadi pemimipin, sebab mereka berdua juga menerima firman Allah. Ia pun tidak menggunakan otoritasnya sebagai abdi Allah dan pemimpin umat untuk mengadili dan menghukum Harun dan Miryam, yang telah membuat posisinya terpojok ditengah umat Israel. Kelembutan hati Musa mendatangkan murka Tuhan atas Miryam dan Harun: Miryam terkena penyakit kusta. Jadi, mengatai atau memarahi orang lain dengan alasan untuk kepentingan diri sendiri dan mempermalukan orang tersebut, atau menggunakan kekurangan dan kesalahan seseorang untuk menjatuhkannya dari posisinya adalah perbuatan yang mendatangkan murka Allah. Sikap ini tidak boleh dimiliki oleh seorang Kristen!!. Musa tidak bersukaria dan mempersalahkan Harun dan Miryam sesuai perbuatan Allah atas mereka. Sebaliknya, Musa menyatakan kelembutan hatinya kepada Harun dan Miryam yang telah melukainya dengan cara memenuhi permintaan Harun yaitu berseru kepada Allah, meminta kesembuhan atas Miryam. Sekalipun Miryam akhirnya disembuhkan Allah, tetapi Miryam harus menjalani hukuman tersebut selama tujuh hari. Hati yang lembut adalah hati yang bersih dari berbagai perkataan kasar, kotor dan menghina. Hati yang lembut mau memikul beban dan memberi solusi bagi orang yang pernah melukainya. Hati yang lembut menyelesaikan dendam dan konflik. Orang yang lembut hatinya adalah orang yang sehat rohaninya
Doa: Ya Tuhan, kami mau memiliki hati yang lembut, Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan November 2020