Rabu, 05 Agustus 2020
Ester 7 : 1 – 10
Sejarah mencatat bahwa, ada banyak kisah terkenal yang berlatarbelakang kerajaan dan diwarnai dengan berbagai kepentingan politik, pemberontakan, hingga penghianatan. Kisah Ester dalam bacaan kita, hanyalah salah satu dari sekian banyak kisah persekongkolan rahasia yang dilakukan oleh “orang dalam” di Istana Raja. Diceriterakan bahwa, Ester seorang gadis Yahudi yang terpilih menjadi Ratu di Kerajaan Persia, berani bertindak untuk menyelamatkan bangsanya dari persekongkolan jahat Haman, seorang pembesar kerajaan yang ingin memusnahkan seluruh orang Yahudi. Ester bertindak menjadi jaminan atas keselamatan bangsanya, meski sebenarnya tindakannya itupun sangat beresiko bagi hidupnya seandainya raja tidak merespons atau bahkan menolak permintaannya sebagai seorang ratu. Ester malah berkata: “..kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati” (Est.4:16.b). Di sisi lain, Haman digambarkan sebagai orang yang “menggali lobang dan jatuh sendiri ke dalamnya”, karena rencana jahatnya berujung pada hukuman yang harus ia terima. Hal ini seperti kata peribahasa: “Siapa menabur angin menuai badai”, atau lebih jelas lagi seperti kata Tuhan Yesus: “barang siapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang” (Mat 26:52). Kisah penyelamatan bangsa Yahudi dari ancaman pembunuhan oleh Haman, akhirnya dirayakan oleh orang Israel sebagai hari raya Purim, disini peran Ester tetap dikenang sebagai seorang perempuan yang berani mempertaruhkan seluruh hidupnya demi menyelamatkan bangsanya dari ancaman kematian. Keberanian Ester menginspirasi kita semua untuk mampu bertindak membela yang lemah dan tertindas dan berani melawan kejahatan, baik yang nyata maupun yang terselubung. Dengan demikian, kita telah menampakkan wajah Allah yang berpihak kepada yang lemah.
Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk bertindak membela yang lemah. Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Agustus 2020