KELUARGA YANG BERBAGI PERAN DENGAN ADIL

Rabu, 02 September 2020

Amsal 31 : 10 – 31

Setiap keluarga pasti mendambakan suasana damai dan bahagia dalam kehidupan mereka. Hal ini bukan sesuatu yang instan atau langsung jadi, tetapi harus diupayakan dengan berbagi peran secara adil, ibarat “tiem work” atau tim kerja. Memang keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak adalah suatu tim kerja yang kompak dan solid. Hubungan antar anggota keluarga tidak hanya bersifat saling melengkapi tetapi juga saling mengisi. Setiap orang dalam keluarga memiliki tanggungjawab yang sama untuk merawat kebersamaan. Dalam bacaan kita terlihat adanya ketidak-seimbangan dalam pembagian peran anggota keluarga. Ketika seorang isteri dipuji-puji sebagai “isteri yang cakap”, hal ini terjadi karena karena ia melakukan semua tugas keluarga atau tugas rumah tangga seorang diri. Dikatakan: “Ia bangun kalau masih malam..”(ay.15.a), “pada malam hari, pelitanya tidak padam” (ay.18.b). Artinya bahwa, hampir seluruh waktunya ia habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah. Ia bukan saja menyediakan makanan, tetapi juga membuat pakaian bagi seisi rumah, dan mengerjakan ladangnya dengan membuat kebun anggur. Jika semua pekerjaan itu hanya dikerjakan oleh satu orang, dalam hal ini oleh isteri atau “mama”, maka ia bukanlah isteri yang cakap tetapi “isteri yang cape”, sebab pastia dia tidak punya waktu untuk beristirahat. Saat ini, banyak perempuan memiliki tugas rangkap, sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai wanita karier. Oleh sebab itu, sepatutnya ada pembagian peran dalam keluarga secara adil bagi seluruh anggota keluarga, baik suami, isteri, orang tua dan anak-anak, agar terciptalah suasana yang adil, aman dan damai, sesuai kehendak Allah. Keluarga sebagai gereja, adalah persekutuan yang saling menopang dan berbagi peran dengan adil sehingga semua orang dapat menikmati hidupnya dengan baik.

Doa: Tuhan, tolong kami untuk berbagi peran dengan adil, Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan September 2020