Sabtu, 26 September 2020
Keluaran 39 : 32 – 43
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” pepatah tua ini dapat menjelaskan apa yang dilakukan Musa bersama dengan umat Israel untuk menyelesaikan pekerjaan perlengkapan Kemah Suci. Suatu pekerjaan berat, jika dikerjakan bersama-sama akan menjadi ringan dan semua orang akan diberi kesempatan untuk terlibat didalamnya. Bacaan kita menceriterakan bahwa, ketika Tuhan Allah memerintahkan Musa untuk mengerjakan semua perlengkapan untuk membuat Kemah Suci dengan semua perabotannya, Musa tidak bekerja sendiri, dia juga tidak menggunakan kekuasaannya hanya dengan memerintah saja, tetapi dia membagi tugas dengan bijaksana, dia memberi kepercayaan kepada orang Israel dari semua suku untuk mengerjakannya sesuai dengan ketrampilan mereka. Musa juga tidak lepas tangan, dia memberi petunjuk, mengawasi dan terus mendampingi mereka, dan itulah manajemen kepemimpinan yang baik dan patut diteladani. Setelah semua pekerjaan mempersiapkan perlengkapan Kemah Suci seperti: papan, kayu, tabut Hukum Tuhan dengan kayu pengusung dan tutup perdamaian, meja perkakas dan roti sajian, kandil emas, lampulampu, mezbah emas, mezbah tembaga, minyak urapan, wangiwangian, bejana pembasuhan, dll (ay.33-40) telah selesai, orang Israel mengantarkannya kepada Musa sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diterima. Dan Musa melihat bahwa apa yang dikerjakan itu tepat atau sesuai dengan yang diperintahkan oleh Tuhan Allah kepadanya dan karena itu Musa memberkati pekerjaan mereka. Managemen kepemimpinan seperti ini, adalah juga model kepemimpinan Tuhan Yesus, yang memberi kepercayaan, berbagi tanggungjawab, memberi petunjuk, mengawasi, mendampingi, bersama-sama dan memberkati, hendaklah menginspirasi kehidupan persekutuan keluarga Kristen, gereja dan juga masyarakat dalam kepemimpinannya.
Doa: Tuhan ajarlah kami menjadi pemimpin yang dapat diteladani, Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan September 2020