KEMURAHAN HATI MENDATANGKAN KETENTRAMAN

Kamis, 26 November 2020

Amsal 11 : 17

Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri”. Bill Hybels mengatakan bahwa ini bukan hanya sebagai motivasi berbuat baik melainkan sebuah keuntungan yang tak terelakkan. Suatu malam saya sedang menebus resep obat di Apotik Gidion Farma dan ada seorang pengemis yang duduk di depan pintu masuk Apotik. Pengemis itu tidak meminta kepada saya, tetapi hati saya tergerak untuk memberikannya uang. Dan setelah saya memberi, hati saya diliputi perasaan bahagia, perasaan senang karena sudah melakukan kebaikan dan ini selalu saya rasakan setiap kali melakukan kebaikan. Jadi rupanya melakukan kebaikan itu berdampak kepada diri kita. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh bacaan kita hari ini, bahwa orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri. Berbuat baik itu adalah suatu keuntungan yang tak terelakkan. Dengan kata lain, saat kita berbuat baik, kita merasa senang. Hal ini bukan berarti kita merasa hebat, puas diri atau membenarkan diri. Namun kita seperti mengalami kelembutan, ketenangan dan merendahkan diri dalam kesadaran bahwa kita menjadi penyalur kasih Allah. Mengapa kita merasa senang ketika melakukan kebaikan? Karena kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah yang memiliki sifat yang baik. Pada saat kita melakukan kebaikan, maka kita sedang berfungsi seperti keinginan Allah. Apakah tujuan Tuhan menciptakan kita didalam Kristus? Tak lain untuk melakukan pekerjaan baik, pekerjaan kemurahan hati. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Jadi jelas kita diciptakan untuk berbuat baik. Saat kita melakukannya, maka kita memenuhi tujuan hidup. Pada Waktu kita melakukan kebaikan, maka hal itu bukan hanya menjadi berkat bagi orang lain melainkan juga mendatangkan sukacita bagi hidup kita.

Doa: Tuhan, terima kasih telah menciptakan kami demi kebaikan. Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan November 2020