KASIH ALLAH YANG MEMBARUI

Selasa 15 September 2020

1 Yohanes 2 : 15 – 17

Hidup yang sesuai dengan kehendak Allah dan tetap setia mengikuti tuntunan firman-Nya, sepatutnya menjadi gaya hidup orang-orang percaya. Hal itulah yang disampaikan oleh rasul Yohanes dalam suratnya yang pertama. Dan secara khusus dalam bacaan ini, Yohanes mempertentangkan soal mengasihi Allah dan mengasihi dunia ini. Dunia yang dimaksudkan bukanlah dunia dalam arti alam semesta, tetapi dunia yang menawarkan gaya hidup yang penuh dengan keinginan dan kenikmatan sesaat, yang bertentangan dengan kehendak Allah, seperti: keangkuhan, iri hati, kebohongan, keinginan daging, keinginan mata, perzinahan, dan sebagainya. Keinginan dunia seperti ini tidak akan kekal tetapi akan segera lenyap dan menjauhkan orang percaya daripada Allah. Oleh sebab itu, Yohanes mengajak orang percaya untuk tetap setia mengasihi Allah dan melakukan segala kehendak-Nya. Allah adalah Kasih, dan ketika kita mengasihi Allah, kita akan menerima dan mengalami kasih itu, kasih yang selalu memberi, kasih yang membawa damai, kasih yang tidak ingat diri sendiri, kasih yang rela berkorban di tiang kayu Salib untuk menyelamatkan, kasih yang memberi hidup. Mengasihi Allah berarti mengubah gaya hidup yang berpusat pada keinginan diri sendiri dengan gaya hidup yang berpusat pada Allah dalam Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah menjadi teladan kasih dan ketaatan kepada Allah. Sebagai orang percaya, hendaknya kita memberi diri dituntun dan dikendalikan oleh Roh Kudus Allah agar kita terhindar dari segala keinginan dunia yang menyesatkan tetapi sebaliknya mengikuti kehendak Allah dalam Yesus Kristus untuk menjadi berkat bagi sesama manusia dan alam. Orang yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup selama-lamanya (ay.17.b), hidup yang dimaksudkan adalah tetap menjadi berkat.

Doa: Tuhan tolonglah kami untuk tetap setia mengasihi dan mengikuti kehendak-Mu, Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan September 2020