KETAHANAN AIR UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP

Senin, 22 Juni 2020

2 Tawarikh 32 : 24 – 30

Jumlah manusia yang terus bertambah, telah berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan air. Seluruh aktifitas manusia dan mahluk hidup selalu membutuhkan air. Saat ini, sumber air bersih semakin langka di daerah padat penduduk, sehingga orang lebih banyak membeli dan mengkonsumsi air mineral untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia tidak pernah sadar dan memikirkan bagaimana caranya mempertahankan air untuk jangka waktu yang panjang, bagi kehidupan generasi berikutnya yaitu anak cucu kita. Ketika Israel dipimpin oleh raja Hizkia, mereka diperhadapkan dengan ancaman penyerangan dan pengepungan Yerusalem oleh raja Asyur dan pasukannya. Jika suatu kota dikepung, maka dua hal tentang air yang harus diperhatikan yakni, pertama menghilangkan sumber-sumber air yang dapat digunakan musuh untuk keperluan pasukannya; kedua, menjamin ketersediaan air yang cukup untuk seluruh penduduk kota dan sumber air tersebut tidak bisa diketahui dan diracuni oleh musuh. Lalu raja Hizkia memerintahkan para pekerjanya untuk membendung aliran Gihon di sebelah hulu dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud, atau di buat saluran air. Dari sungai Gihon ini mengalir air segar ke kolam Siloam yang disebut Yesus dalam Yohanes 9:6-7. Jadi, saat itu, Hizkia melakukan upaya peningkatan “ketahanan air”, yaitu mempertahankan sumber air dari sungai Gihon sehingga berguna bagi orang Israel sampai di zaman Yesus dan sesudahnya. Saat ini, sudah sangat terasa kesulitan akan air bersih, banyak sungai terancam kering dan membutuhkan penanggulangan serius. Sekarang saatnya kita melakukan upaya peningkatan “ketahanan air”, antara lain dengan melestarikan sumber-sumber air dengan penanaman pohon, menjaga kebersihan sungai, gunakan air dengan hemat, membuat penampungan air hujan, membuat sumur serapan, dll. Tingkatkan Ketahan Air bersih dan sehat.

Doa : Tuhan, bri hikmat-Mu, supaya kami bijak mengunakan air. Amin.

Sumber : SHK Sinode GPM