Sabtu, 03 Oktober 2020
Ulangan 11 : 1 – 7
Apa yang dirasakan oleh saudara, ketika mendapat perlakuan istimewa, seperti: dikasihi, disayangi, ditolong, dilindungi dan diselamatkan dari marabahaya? Pasti semua orang akan merasa berhutang budi dan patut berterima kasih. Namun demikian sering kita menjumpai ada orang yang ‘lupa berterima kasih’, seperti kata pepatah: “bagaikan kacang lupa kulit…”. Memang kecendrungan manusia adalah sering melupakan kebaikan yang diterima dari orang lain. Hal seperti ini juga terjadi dalam kehidupan umat Israel. Dalam bacaan kita, umat Israel diingatkan tentang kasih dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan mereka selama di padang gurun sampai tiba di Kanaan. Bagaimana mereka diberi makan manna dan daging burung puyuh, dituntun dengan tiang api dan tiang awan, minum dari air yang keluar dari celah batu, menang tanpa berperang. Karena itu mereka diingatkan oleh Musa dalam ayat 2-6. Mereka mengalami sendiri kedahsyatan kuasa Tuhan Allah, yang telah menyelamatkan mereka, tetapi seringkali mereka berbalik setia kepada allah-allah lain. Sebab itu, mereka diingatkan untuk tetap menjadi umat yang setia, dan mengasihi Tuhan Allah Israel, dan mereka harus menceriterakan kepada anak-anak mereka tentang kedahsyatan kuasa Tuhan, agar anak-anak mereka dan generasi yang tidak mengalaminya akan tetap mengasihi Tuhan. Jika direnungkan, maka pasti kita telah mengalami banyak perbuatan baik dalam hidup kita, baik dari orangtua kita, dari saudara dan sesama kita. Bahkan kita pun telah mengalami kasih dan perbuatan Tuhan Yesus yang telah menebus dan menyelamatkan hidup kita. Karena itu yang harus kita lakukan adalah menjadi orang yang setia untuk mengasihi Tuhan Yesus dan melakukan kehendak-Nya, dengan hidup saling menghargai dan tahu berterima kasih.
Doa: Tuhan, ajarlah kami untuk tetap setia mengasihi-Mu, Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Oktober 2020