BERANI BERKATA “TIDAK”

Selasa, 04 Agustus 2020

Nehemia 13 : 15 – 22

Dalam kepemimpinan Nehemia, ia selalu berorientasi untuk melakukan pemulihan bagi orang Israel, dengan membangun kembali Bait Allah dan tembok kota yang hancur. Nehemia merasa sangat terganggu ketika berhadapan dengan sikap Tobia dan Sanbalat, yang menentang pekerjaan pembanguna Bait Allah. Namun demikian, sikapnya tidak didukung oleh para pemimpin di Israel, sebab mereka memilih berkompromi dengan Tobia dan Sanbalat untuk menggagalkan pekerjaan pembangunan itu. Mereka mencemari rumah Tuhan, melanggar kekudusan hari Sabat, dan melakukan kawin campur. Namun demikian, Nehemia berani menentang semua itu, ia menegakkan kembali hukum Tuhan ditengah-tengah bangsa Israel. Ia bertindak tegas terhadap perbuatan Tobia dan Sanbalat, yang menjadi musuh orang Israel. Nehemia tidak segan untuk mengatakan “tidak” pada hal yang keliru dan melanggar kehendak Tuhan. Apakah selama ini kita termasuk orang yang sulit berkata “tidak”? Apakah kita lebih memilih untuk menjaga perasaan karena “malu hati” dan takut untuk melukai perasaan orang lain, sehingga akhirnya kita pun terkesan berkompromi dengan hal yang salah? Tanpa kita sadari sikap seperti itu tidaklah mendidik, dengan membiarkan kesalahan terus terjadi, tanpa berupaya untuk menegur. Hari ini kita belajar dari Nehemia yang tidak segan-segan untuk berkata “tidak” untuk hal yang salah. Ia berani menghadapi segala resiko yang harus ia tanggung, karena melakukan hal yang baik dan benar. Seringkali kita berhadapan dengan sikap banyak orang yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan menyakiti sesama. Disini dibutuhkan ketegasan kita untuk berani mengatakan “tidak”, artinya kita tidak berkompromi apalagi ikut-ikutan melakukan kejahatan, yang mengorbankan orang lain.

Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk selalu hidup menurut kehendak-Mu, Amin

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Agustus 2020