Selasa, 11 Agustus 2020
Filipi 2 : 19 – 30
Untuk menjadi mitra kerja yang solid, dibutuhkan kesediaan untuk saling menopang dalam segala situasi, baik susah atau senang, baik ketika gagal atau berhasil, baik hari ini dan esok. Hal ini yang disaksikan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, ketika ia sementara dipenjara dan jemaat sangat membutuhkan kehadirannya, Paulus justru merasa sangat tertolong dengan kehadiran dan kerjasamanya Timotius dan Epafroditus. Timotius adalah seorang pemuda yang memiliki latar belakang keluarga yang takut akan Tuhan. Timotius memiliki karakter yang tidak perlu disangsikan lagi: setia, suci, tulus ikhlas, berhati hamba, peduli akan orang lain. Begitu juga dengan Epafroditus, yaitu orang yang diutus dari Filipi untuk membantu Paulus melayani segala keperluannya, ketika Paulus ada di Penjara. Epafroditus telah menunjukan kesungguhan dan kesetiaannya dalam melayani. Ia bekerja tanpa mengeluh dan tidak memikirkan apa yang akan ia dapatkan tetapi apa yang akan ia kerjakan bagi Tuhan. Paulus melihat ketaatan Timotius dan Epafroditus sebagai dukungan yang sangat berarti bagi pekerjaan pelayanannya. Paulus katakan bahwa: ketaatan Timotius, seperti ketaatan seorang anak kepada bapa-nya dan Epafroditus seperti saudaranya sendiri. Paulus sangat menghargai mereka dan menempatkan mereka sebagai sebagai kawan sekerjanya. Memang untuk menjadi kawan sekerja Allah, dibutuhkan karakter kerja yang berpusat pada Allah dalam Kristus dan bukan pada diri sendiri, artinya tidak hanya memikirkan kepentingan diri, tetapi kepentingan bersama dengan mengutamakan prinsip-prinsip saling mendukung, saling percaya, rendah hati dan tetap setia. Prinsip ini hendaklah menjiwai persekutuan hidup dan kerja di keluarga, tetapi juga di gereja dan ditengah masyarakat. Allah dalam Yesus Kristus akan selalu memberkati kerja kita.
Doa: Tuhan, jadikan kami mitra kerja-Mu ditengah keluarga, gereja dan Masyarakat. Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Agustus 2020