ORANG SABAR MAMPU MENGAMPUNI

Rabu, 11 November 2020

Amsal 19 : 11

Jika seseorang menyakiti kita, pasti kita ingin membalas. Ibarat singa yang akan menerkam mangsanya. Sifat demikian akan membahayakan diri kita sendiri dan sesama dan kita seakan kehilangan akal sehat. Lihat saja jika ada aksi “demo”, ada saja yang memakai kesempatan itu untuk merusak berbagai fasilitas umum. Apakah dengan merusak fasilitas umum, hati kita
senang, puas dan lega? Sebaliknya kita telah berdosa karena telah merusak kepentingan bersama. Jadi marilah berfikir sebelum bertindak, Tuhan yang telah memberikan otak dan kecerdasan berfikir, wawasan yang benar dan tepat, janganlah disia-siakan. “Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran” (11). Disini penulis kitab Amsal memberi nasehat bijak tentang perilaku hidup yang harus dimiliki oleh orang berhikmat. Jika ada orang yang menyakiti, janganlah saling membalas, baik dengan kata-kata, tapi juga dengan perbuatan. Tetapi sebaliknya hendaklah mengasihi dengan sabar, disana ada unsur mengampuni. Memberi pengampunan adalah suatu perbuatan yang berakal budi dan panjang sabar. Hal ini akan menyelamatkan diri sendiri dan juga sesama kita dari kecendrungan untuk saling menghakimi. Hal penting adalah, jangan saling membalas tetapi saling mengampuni dalam tuntunan kuasa Roh Tuhan, untuk suatu kehidupan yang dibaharui. Apapun yang terjadi, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.

Doa: Tuhan berikanlah kami kecerdasan dalam sikap, perkataan dan perbuatan. Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan November 2020