ORANG SABAR, MAMPU MENGUASAI DIRI

Senin, 02 November 2020

Amsal 16 : 32

Pernahkah saudara melewati suatu proses “antrian” yang panjang untuk sebuah urusan? Apakah yang sangat dibutuhkan pada saat itu? Ternyata lewat suatu tradisi “antrian”, kita belajar untuk sabar dan menguasai diri. Kesabaran dan penguasaan diri adalah cara yang paling tepat untuk mengadapi berbagai persoalan. Hal inilah yang diungkapkan oleh Salomo, seorang raja yang penuh hikmat: “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota” (32). Disini, Salomo hendak memberi penekanan bahwa, untuk menghadapi setiap tantangan dan persoalan, jangan pernah mengandalkan kekuatan fisik semata. Sebab keunggulan manusia tidak terletak pada kekuatan fisiknya tetapi pada kemampuannya untuk sabar dan mengendalikan dirinya. Hal ini sangat penting bagi seorang pahlawan di zaman Salomo, ketika akan merebut suatu kota yang dikelilingi dengan tembok atau benteng pertahanan yang kuat, selain mereka harus memiliki peralatan perang yang canggih, tetapi juga kesabaran dan penguasaan diri untuk menanti waktu yang tepat. Seorang pendeta senior pernah berkata: “untuk menembus sebuah tembok, janganlah menggunakan “martil”, sebab tembok itu akan rusak, tetapi gunakanlah alat “bor” dan kerjakanlah dengan sabar”, maksudnya adalah bahwa, untuk menghadapi suatu “tembok masalah” dibutuhkan kesabaran dan penguasaan diri, agar tidak terjebak untuk melakukan cara- cara yang curang penuh kekerasan dan melahirkan persoalan baru. Orang yang tidak sabar dan tidak mampu menguasai dirinya, akan menggunakan cara yang tidak benar untuk mendapatkan semua keinginanannya, tetapi pada akhirnya semua yang didapatkannya akan lenyap dan sia-sia. Tetapi orang yang sabar dan dapat menguasai dirinya, pasti akan menikmati kehidupan yang penuh berkat.

Doa: Tuhan, ajarlah kami menjadi orang yang sabar dan dapat menguasai diri, Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan November 2020