PERSEKUTUAN YANG SALING BERBAGI DITENGAH BENCANA

Minggu, 05 Juli 2020

2 Korintus 5 : 11 – 21

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, khususnya di Maluku dan Maluku Utara telah berdampak langsung bagi kehidupan warga gereja dan masyarakat. Dampak yang terlihat ialah adanya sejumlah warga gereja dan masyarakat yang tertular virus tersebut dan diisolasi atau harus dirawat di Rumah Sakit, ada orang yang diisolasi dan ada orang dalam pengawasan. Selain dampak kesehatan yang dialami, ada juga dampak sosial, ekonomi dan politik. Ada sejumlah orang kehilangan lapangan pekerjaan, terputusnya jaringan pemasaran, untuk itu sangat dibutuhkan dukungan berbagai pihak. Sejalan dengan itu mengalirlah bantuan dari pemerintah, masyarakat dan lembaga-lembaga sosial/keagamaan termasuk gereja, untuk bisa mempertahankan kehidupan yang dianugerahkan Tuhan. Dalam situasi hidup yang demikian, hari ini kita merayakan Perjamuan Kudus. Perjamuan yang mengingatkan kita tentang peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus demi keselamatan manusia dan dunia. Di dalam perjamuan kudus kita duduk dan makan sehidangan dengan Tuhan. Roti dan anggur  adalah lambang dari tubuh dan darah Yesus yang dikorbankan bagi kita. Karena itu menurut Rasul Paulus dalam 2 Korintus 5:11-21, dikatakan, orang-orang yang hidup dalam persekutuan dengan Kristus tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri, tetapi bagi Kristus. Hidup bagi Kristus, nampak dalam kehidupan orang percaya yang tidak  mementingkan diri sendiri dan mengabaikan orang lain. Tetapi hidup dalam persekutuan gereja dan masyarakat yang saling peduli dan berbagi kasih satu dengan yang lain, yaitu hidup yang saling menghidupkan. Hal ini diwujudkan melalui berbagai bantuan sosial dan dukungan doa bagi saudara-saudara kita yang mengalami dampak sosial-ekonomi dari pandemic virus corona ini.

Doa : Ya Tuhan, jadikanlah kami sebagai persekutuan yang saling berbagi dan saling menghidupkan. Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Juli 2020