Minggu, 25 Oktober 2020
Mazmur 58 : 1 – 12
Kekuatan yang kita miliki, mungkin tidak sebanding dengan ketidakadilan yang ada, tapi satu hal yang pasti: Tuhan tau bahwa kita telah berusaha melawannya” kata Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis Indonesia. Hal inilah yang tergambar dalam Mazmur 58, yang merupakan mazmur Daud, dimana pemazmur seperti putus asa melihat kejahatan terjadi dimana-mana. Para penguasa bertindak tidak adil dan tidak jujur, hati mereka penuh dengan rancangan yang jahat. Pemazmur seperti menghadapi tembok yang kaku dan telinga yang tuli dan tidak mendengar sama sekali berbagai teguran dan kritikan. Ketidak-adilan dan ketidak-kejujuran para penguasa dipersoalkan oleh pemazmur, sebab dua hal itulah yang sering dilanggar dan mengorbankan rakyat kecil yang tak berdaya. Setelah merasa tak berdaya menghadapi penguasa yang lalim, pemazmur berdoa meminta Allah yang bertindak. Pemazmur meminta Allah menghancurkan ‘gigi didalam mulut mereka’ yang dipakai sebagai alat penindas untuk melakukan ketidakadilan dan ketidakjujuran. Tetapi pemazmur juga berharap agar orang-orang yang berlaku adil dan jujur akan menikmati sukacita dan akan menyaksikan pembalasan yang dilakukan oleh Allah. Bagaimana dengan kehidupan kita di saat ini? apakah perbuatan ketidakadilan dan ketidakjujuran masih menjadi persoalan kita. Bagaimana kita menyikapinya? Sebagai orangtua di keluarga, para pelayan di gereja dan pemimpin di masyarakat, berilah dirimu dituntun oleh kuasa Roh Kudus agar hidupmu dapat dikendalikan untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar, adil dan jujur, dan mendatangkan sukacita bagi banyak orang. Tetapi jika kita berhadapan dengan orang yang berlaku tidak adil, tidak jujur dan tidak benar, apakah dia itu adalah pemimpin, atau teman kerja, atau saudara kita, berdoalah kepada Tuhan, mintalah Roh Kudus membaharui hidupnya.
Doa:Ya Roh Kudus, baruilah hidup kami untuk berlaku adil dan jujur, Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Oktober 2020