Minggu, 18 Oktober 2020
Roma 14 : 13 – 23
Kecenderungan untuk menilai diri lebih baik dan lebih benar lalu merendahkan orang lain, sering kita lakukan. Sadarkah kita bahwa dengan melakukan hal itu, kita telah menghakimi orang lain dan melukai hati mereka? Tanpa kita sadari, kita telah menjadi batu sandungan kepada mereka. Jemaat Roma adalah jemaat yang sangat majemuk karena terdiri dari berbagai suku bangsa, antara lain orang Yahudi dan non Yahudi yang percaya kepada Yesus. Perbedaan latarbelakang suku dengan berbagai tradisi yang berbeda tentu melahirkan kebiasaan, cara makan, cara hidup, dan lainnya yang berbeda. Salah satunya adalah persoalan makan dan minum yang dinilai haram dan halal. Hal ini tentu mendatangkan permasalahan, ketika ada diantara mereka yang selalu menilai, menuduh, dan merendahkan sesama warga jemaat dengan cara-cara yang menyakiti dan melukai hati mereka. Karena itu rasul Paulus mengingatkan mereka agar mereka tidak bertengkar hanya karena hal-hal yang tidak penting, sebab apapun yang mereka lakukan hendaklah untuk kemuliaan Allah. Paulus katakan: “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan atau minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (ay.17) Karena itu janganlah menjadi batu sandungan kepada saudara atau sesama kita. Batu sandungan itu dapat berbentuk sikap hidup yang suka menghakimi orang, menyakiti hatinya dengan kata-kata, memfitnah, mecemooh, merasa diri lebih baik dan lebih benar. Tetapi hendaklah hidup saling melayani dengan penuh kasih. Apapun yang hendak dilakukan, pikirkanlah: apakah hal itu akan menghadirkan damai dan sukacita agar Tuhan dimuliakan, ataukah mendatangkan keresahan bagi sesama. Di tengah situasi pandemi virus corona ini, biarlah kita saling melayani dan bukan saling menghakimi, agar kita dapat meneruskan hidup dan karya kita demi kemuliaan Kristus.
Doa: Tuhan, ajarkan kami untuk saling melayani dan bukan menghakimi. Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Oktober 2020