Selasa, 21 Juli 2020
Matius 18 : 15 – 20
Semua orang, termasuk saya adalah orang berdosa, pengakuan ini penting agar tidak ada orang yang merasa dirinya jauh lebih benar dari yang lain. Sebab karena dosa kita-lah Yesus Kristus rela mati di tiang kayu salib untuk menebus segala dosa kita. Dalam Matius 8:15-20, Tuhan Yesus mengajarkan tentang bagaimana menolong orang yang berbuat dosa, agar dia sadar dan bertobat serta kembali ke jalan yang benar. Sesungguhnya itulah sikap Yesus menghadapi umat-Nya yang kedapatan berbuat dosa, sebab bagi Yesus mereka adalah orang yang terhilang atau tersesat dan membutuhkan tuntunan untuk kembali ke jalan yang benar (band.ay.12-14). Untuk itu dibutuhkan sebuah proses untuk menuntun mereka menemukan jalan keselamatan. Pertama, tegorlah saudaramu dibawah empat mata, artinya jangan permalukan dia dihadapan orang lain, tetapi tegorlah dia dengan penuh kasih agar dia menyadari kesalahannya. Kedua, jika saudaramu tidak mendengarkanmu, bawalah seorang atau dua orang lagi untuk menolongnya menjadi sadar. Ketiga, jika saudaramu belum juga menyadari kesalahannya, bawalah dia kehadapan persekutuan jemaat, agar kesaksian banyak orang akan menyadarkannya. Hal ini menampakkan kasih Allah yang besar, panjang sabar dan bertujuan agar semua orang diselamatkan dari dosanya. Jika Allah sangat mengasihi kita manusia yang berdosa, hendaklah kita juga mengasihi dan menuntun saudara kita yang berbuat dosa agar dia diselamatkan. Disini, Tuhan Yesus sangat menekankan soal persekutuan yang saling menopang, apakah itu persekutuan keluarga, jemaat atau masyarakat. Dikatakan bahwa : “jika dua orang daripadamu didunia ini, sepakat meminta…, sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku..…, hal ini melambangkan persekutuan yang saling menopang, sepakat, sehati, penuh kasih dihadapan Allah untuk saling menolong, agar semua diselamatkan.
Doa : Tuhan, tolong kami menjadi persekutuan yang sepakat, Amin
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Juli 2020