Jumat, 18 September 2020
Yohanes 15 : 18 – 27
Gereja takkan punah selama-lamanya, dibimbing tangan Tuhan, dibela kasih-Nya. Ditantang pengkhianat dan banyak musuhnya, bertahanlah jemaat dan jaya mulia.” lirik lagu Kidung Jemaat 252 ayat 4 ini, menggambarkan keberadaan gereja ditengah-tengah dunia yang membenci dan mengancam kehadirannya. Walapun demikian, tangan Tuhan selalu memimpin dan menyelamatkan. Dalam bacaan kita, Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu” (ay.18). Hal ini berarti kehidupan gereja yang adalah persekutuan orangorang yang percaya kepada Kristus, akan berhadapan dengan berbagai ancaman termasuk ancaman kebencian. Akhir-akhir ini ancaman kebencian itu telah menjadi nyata, seperti pembakaran gedung-gedung gereja, ancaman teroris yang meneror jemaat yang beribadah, politik identitas kelompok mayoritas, dan aksi kebencian lainnya. Namun demikian, untuk menghadapi ancaman kebencian seperti ini, orang Kristen terus terpanggil untuk mendoakan dan menjadi alat penyaluran berkat Tuhan bagi sesama. Hal itu dilakukan melalui hidup dan karya yang baik, benar dan adil sesuai kehendak Tuhan. Dunia membenci Yesus dan menolak-Nya, tetapi panggilan kita untuk hadir di dunia adalah untuk mengasihi, memulihkan dan menyelamatkan dunia. Mengasihi dan menyelamatkan adalah fokus pembritaan gereja yang berada di dunia, tetapi tidak sama dengan dunia, namun mengasihi dunia dan sesama manusia. Jagalah hati dan pikiranmu terhadap sesama manusia, supaya jangan ada kebencian, iri hati, kedengkian atau lainnya. Ingatlah bahwa disetiap perbuatan kita yang baik, Tuhan akan menyediakan berkat bagi kehidupan keluarga kita.
Doa: Tuhan kuatkan kami untukselalu mengasihi ditengah ancaman kebencian, Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan September 2020