Rabu, 25 November 2020
Amsal 25 : 21
Menjadi orang yang murah hati di tengah situasi yang betulbetul sulit, membutuhkan tantangan tersendiri. Apalagi jika bermurah hati untuk menolong seorang musuh, bisa dibayangkan bagaimana mungkin itu terjadi. Kita bisa belajar dari sebuah artikel cerita yang menginspirasi keluarga kita di hari ini tentang seorang Sersan Kirkland, yang adalah seorang anggota Pasukan Konfederasi pada Perang Saudara Amerika Serikat (1861-1865). Setelah mengumpulkan ransum, Kirkland melompat tembok yang memisahkan mereka dengan tentara musuh dan menolong seorang prajurit yang memerlukan bantuannya. Dengan mempertaruhkan nyawanya, Kirkland yang disebut “Malaikat dari Dataran Tinggi Marye” itu menjadi saluran belas kasihan Kristus bagi musuhnya yang terluka. Mungkin kita juga pernah disakiti oleh seseorang, bahkan dibenci. Namun ketika dia membutuhkan pertolongan kita karena musibah atau bencana yang menimpanya, bagaimana reaksi kita? Apakah kekecewaan kita dan sakit hati atas perbuatannya akan mengalahkan kemurahan hati kita untuk memberi pertolongan? “Kasihilah musuhmu” (Mat 5: 44), dan juga bacaan kita hari ini berkata, “Jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah ia minum” (bd. Rm 12: 20). “Jangan kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.” Tantangan ini mendorong keluarga kita untuk meniru sikap hidup Kirkland, seperti juga Kristus yang tetap mengasihi orang-orang yang telah menyalibkan-Nya, bahkan mengampuni segala perbuatan mereka. Hari ini, marilah “melompati tembok” kenyamanan kita untuk memberikan penghiburan dari Allah bagi mereka yang membutuhkannya. Kemurahan hati kita menghadirkan Kristus dalam hidup saudara-saudara kita yang membutuhkannya, termasuk mereka yang membenci kita.
Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk selalu bermurah hati. Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan November 2020