AIR SUMBER HIDUP

Jumat 26 Juni 2020

Kejadian 26 : 12 – 22

Ishak, seorang bapa leluhur Israel yang mengembara sebagai orang asing di negeri Filistin, sebab bencana kelaparan yang melanda negeri tempat tinggal Ishak. Sebagai orang asing tentu Ishak tidak mempunyai harta kekayaan. Namun atas berkat Tuhan sebagai ikatan perjanjian dengan Abraham, maka saat Ishak menabur di tanah dalam setahun ia mendapat hasil 100 kali lipat. Pemberkatan Tuhan terhadap Ishak inilah membuat keadaannya semakin kaya dengan banyak kambing domba, dan lembu. Malah kondisi Ishak ini membuat cemburu bangsa Filistin negeri yang didiami oleh Ishak. Kemudian raja Filistin Abimelek menyuruh Ishak untuk pergi dari negeri mereka, dan Ishak berdiam dilembah Gerar dan menetap di situ. Ishak menggali sumur yang dulu pernah digali Abraham ayahnya tetapi ditutup oleh orang Filistin. Namun sumur itu dipersoalkan oleh para gembala dari negeri Gerar, sumur itu diberi nama Esek. Untuk menghindari pertengkaran, maka para hamba Ishak menggali sumur yang lain dan kembali terjadi pertengkaran, Ishak menamainya Sitna. Kemudian mereka pindah lagi dan menggali sumur yang lain, dan tidak terjadi pertengkaran sehingga dinamai sumur itu Rehoboth. Beberapa kali Ishak menggali sumur dan terjadi pertengkaran sebagai gambaran bahwa betapa pentingnya air sebagai sumber hidup. Ishak bersaksi bahwa sekarang Tuhan memberi kelonggaran kepadanya untuk kehidupan bersama anak cucu di negeri yang didiaminya. Ishak meyakini bahwa, itulah jawaban Tuhan bagi seluruh pergumulan hidupnya. Hal inipun menjadi teladan bagi kita untuk menjaga sumber-sumber air bagi kehidupan kita serta anak cucu kita. Ketika kita menjaga dan merawatnya dengan baik untuk kebutuhan bersama dan menjauhi pertengkaran, maka hal itu menjadi berkat yang asalnya dari Tuhan bagi kelangsungan hidup semua ciptaan.

Doa : Tuhan tolong kami untuk menjaga bumi ciptaan-Musebagai tempat hunian bersama. Amin

Sumber : Sinode GPMSHK Bulan Juni 2020