KARAKTER SEORANG HAMBA

Jumat, 11 September 2020

Filipi 2 : 5 – 11

Mendengar nama “Yasuke”, sepintas orang akan berpikir bahwa ia seorang Jepang. Padahal sebenarnya Yasuke adalah seorang budak kulit hitam yang dibawa orang Portugis ke Jepang. Laporan dari misionaris Yesuit turut menceritakan tentang budak ini. Hal yang menarik dari Yasuke adalah, ia seorang yang rendah hati, dan bersedia melebur dalam kehidupan budaya Jepang, ia bahkan menguasai dengan baik bahasa Jepang. Kesetiaannya teruji dalam pertempuran sengit melawan pemberontakan dan ia diberi pangkat kehormatan ‘samurai’ di zaman pemerintahan Nobunaga. Menurut laporan, setelah pertempuran berakhir, Yasuke tidak terbunuh dan akhirnya kembali ke tempat asalnya, namun Yasuke terus dikenang sebagai seorang asing yang mendapat pangkat ‘samurai’ di Jepang. Kisah Yasuke mengingatkan kita pada Tuhan Yesus yang rela masuk dalam kehidupan manusia dan mengambil rupa seorang hamba, dan kesetiaan-Nya pada kehendak Bapa menjadikan nama-Nya ditinggikan hingga saat ini. Karakter hamba bukanlah karakakter yang rendah, sebaliknya karakter hamba yang setia justru lebih tinggi nilainya dibandingkan bila berlagak bos tapi berkhianat. Belajar dari Yasuke yang menampilkan potret seorang hamba menuruti teladan Yesus, maka kita sebagai orang percaya yang sudah diselamatkan oleh Yesus, hendaklah memberi diri untuk menjadi ‘hamba Kristus’. Jadilah sebagai seorang hamba yang taat dan setia di jalan Tuhan dan hidup sesuai kehendak-Nya. Jangan biarkan kesombongan dan keangkuhan menguasai diri hingga melupakan bahwa kita hanyalah seorang hamba-Nya. Tendahkanlah dirimu seperti seorang hamba, niscaya Tuhan akan mengangkatmu ke tempat yang terhormat.

Doa: Ya Tuhan, tolonglah diriku agar memiliki hati seorang hamba yang setia. Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan September 2020