MENJADI PEMIMPIN YANG BIJAKSANA

Selasa, 22 September 2020

Ulangan 1 : 9 – 18

Menjadi pemimpin yang bijaksana, baik, berkualitas, dan berintegritas tidaklah mudah. Dibutuhkan kepribadian yang bertanggung jawab agar sesuai dengan yang diharapkan. Melalui bacaan ini, kita belajar menjadi pemimpin yang bijaksana. Dikisahkan bahwa ketika Musa mulai kewalahan menangani setiap persoalan umat, maka ia membutuhkan orang – orang yang dapat dipercayai untuk membantunya mengurus umat Allah. Karena itu, Musa meminta 12 suku Israel mengajukan orang-orang yang sesuai dengan kriteria yang ia tetapkan, yaitu bijaksana, berakal budi, dan berpengalaman. Menarik sekali bahwa kata “bijaksana” ini juga dipakai di Ul. 4:6, ketika Musa memerintahkan umat Israel untuk berpaut pada Tuhan dan melakukan perintah Tuhan (Ul. 4:4-6). Musa juga meminta kepada mereka terpilih agar dapat menjalani kepemimpinan mereka dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, yaitu mengepalai pasukan dengan jumlah yang ditetapkan, mengambil keputusan dengan adil tanpa pandang bulu, mengadili dengan netral dan tidak gentar, serta berkoordinasi dengan Musa dalam perkara yang terlalu sukar. Demikianlah gambaran para pemimpin yang Takut Akan Tuhan pada waktu itu. Cara, strategi, dan kriteria Musa di atas dapat dijadikan pertimbangan yang berharga saat kita berkesempatan untuk memilih para pemimpin, baik dalam persekutuan bergereja, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika kita memilih pemimpin yang tidak takut akan Tuhan dan tidak meminta hikmat dari Tuhan Allah, akibatnya akan sangat fatal. Kesejahteraan hidup keluarga, gereja dan masyarakat akan sangat ditentukan oleh para pemimpin yang Takut Akan Tuhan.

Doa: Tuhan, tuntunlah para pemimpin kami, agar mereka memimpin dalam Takut akan Tuhan, Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan September 2020