Rabu, 04 November 2020
Amsal 21 : 23
Mulut dan lidah adalah alat untuk menyuarakan perasaan dan pikiran. Apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh seseorang akan diketahui melalui suara yang diperdengarkannya. Apakah itu suara yang menyenangkan atau meresahkan. Orang yang mampu menguasai perasaan dan pikirannya akan terhindar dari kata-kata yang meresahkan, menyakitkan dan tidak menyenangkan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menguasai perasaan dan pikirannya, sering membuat dia tidak mampu mengekang lidahnya sehingga dari mulutnya keluar katakata yang tidak bisa diterima oleh orang lain. Akibatnya ialah ia tidak disenangi sehingga ia bisa mengalami kesukaraan hidup. Amsal 21:23 mengatakan: “Siapa memelihara mulut dan lidahnya,melihara diri dari pada kesukaran” (23). Ini adalah hasil perenungan dari pengalaman hidup manusia dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam. Bahwa orang yang tidak dituntun oleh Tuhan, sering tidak mampu menguasai perasaan dan pikirannya, sehingga mulut dan lidahnya tidak bisa dia kendalikan. Tetapi orang yang dituntun Tuhan melalui Roh-Nya akan mampu mengendalikan perasaan dan pikirannya dan kata-kata yang keluar dari mulut dan lidahnya sangat menyenangkan, menguatkan dan menghibur orang lain. Renungan hari ini mengingatkan kita untuk memberi diri dituntun oleh Roh Tuhan, sehingga kata-kata yang keluar dari mulut dan lidah kita adalah kata-kata yang memuliakan Tuhan dan menyenangkan hati sesama manusia.
Doa: Ya Tuhan, kuasailah persaan dan pikiran kami supaya dari mulut dan lidah kami, nama-Mu dimuliakan. Amin.
Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan November 2020