RENDAH HATI DALAM BERSEKUTU

Senin, 05 Oktober 2020

Kisah Para Rasul 20 : 22 – 28

Paulus menjadi ‘tawanan’ Roh, artinya ia tidak dapat bertindak sekehendak hati, namun semuanya harus sejalan dengan pimpinan Roh Kudus. Di dalam hati Paulus tersimpan semangat yang berkobar-kobar untuk memberitakan Injil. Paulus menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang hamba, maka dari itu dia belajar taat kepada Roh Kudus sehingga Paulus hanya mau melangkah dan berbicara atas kehendak Tuhan saja. Bila Tuhan menghendakinya untuk pergi dan melakukan sesuatu, maka Paulus taat dan tidak memikirkan apa yang akan terjadi atas dirinya. Penjara, aniaya, sengsara dan penderitaan tidak menghalanginya untuk tetap memberitakan Injil, karena ia percaya bahwa Tuhan besertanya kemanapun ia pergi. Paulus mau dengan rendah hati dan rela taat pada kehendak Allah. Dengan dasar itulah, ia berpesan kepada mereka untuk menjaga diri sendiri dan “seluruh kawanan”, karena merekalah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat. Masihkah keluarga-keluarga kita mengandalkan pimpinan Roh Kudus dalam menjalani hidup, agar apa yang dilakukan sejalan dengan apa yang dikehendaki Tuhan? Maukah selalu kita bersekutu dengan rendah hati dan taat supaya kita pun dapat dipakai sebagai alat untuk memberikan kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah kepada orang lain? Sebagai keluarga kristen, sangat penting untuk kita hidup mengandalkan kuasa Roh Kudus dan bersekutu bersama dengan rendah hati lalu hidup dalam ketaatan. Karena hanya dengan begitu kita dapat menjadi alat kesaksian yang hidup bagi banyak orang.

Doa:Ya Tuhan, Tuntunlah kami dalam Roh untuk bersekutu dengan rendah hati dan hidup dalam ketaatan kepada-Mu, Amin.

Sumber : Sinode GPM – SHK Bulan Oktober 2020